TPSS Teladan Pondok Sukmajaya Permai
Manajemen Persampahan yang Layak Dijadikan Contoh
Rabu, 03 Mei 2017
Kembalinya "Sang Sampah"
Mulai akhir Desember 2016, TPSS Sukmajaya berdasarkan Perda Kota Depok telah ditutup. Namun demikian setelah 4 bulan berlalu, sang sampah mulai kembali ke TPSS. Hal ini terjadi karena beberapa RT sejak awal Mei 2017 tidak mau kebauan menyelimuti daerah mereka, sedangkan lebih banyak RT telah menjalankan pengelolaan sampah dengan tertib. Kebijakan mengembalikan pengumpulan sementara sampah di TPSS adalah kebijakan yang tidak adil. Hanya gara-gara beberapa RT tukang sampahnya tidak bisa bekerja pagi hari sesuai jadwal pengambilan sampah lewat truk, akhirnya sampah harus menginap di TPSS. Harusnya pihak RW agar lebih tegas memegang kebijakan tersebut. Jika hal ini dibiarkan, akhirnya semua RT akan menginapkan sampahnya di TPSS minimal selama 24 jam. Jika tidak dikontrol dengan baik, akan banyak pihak di luar PSP yang ikut buang sampah di gerobak RT tersebut dan akhirnya TPSS akan kembali tidak tertib seperti tahun-tahun yang lalu. Sebelum hal ini merajalela, silakan kembalikan pengelolaan sampah di RT masing-masing. Kalau ada tukang sampah nggak bisa kerja pagi sesuai waktu pengambilan sampah oleh truk, silakan diganti dengan tukang sampah yang lain. Jangan hanya gara-gara mengakomodasi satu kepentingan, kepentingan yang lebih besar akhirnya terabaikan.
Senin, 26 Mei 2014
Suasana TPSS Semakin OKE
Sejak kepemimpinan RW 03 dibawah komando Bp Anton Ardiantho, penanganan TPSS PSP semakin baik, tertib dan bersih. Langkah mulia dan bijaksana yang patut diberikan apresiasi. Sebuah pemandangan yang sangat berbeda dengan pemandangan TPSS dahulu kala. Sejak sampah dari luar PSP dihentikan, volume sampah yang terseimpan di TPSS berkurang cukup drastis. Volume sampah dari luar PSP selama ini diperkirakan antara 30-40% dari total sampah yang ada. Dengan kata lain, volume sampah dari luar PSP hampir sama volumenya dengan sampah dari PSP. Berikut adalah pemandangan TPSS saat ini, Selasa 27 Mei 2014.
Jumat, 16 Mei 2014
Gerobak Sampah, Biang Kerok Bau
Sejak hari Senin, 12 Mei 2014 sampai sekarang Sabtu, 17 Mei
2014 ada gerobak sampah yang asal taruh di dekat jalan raya mengarah ke TPSS.
Gerobak ini ditengarai yang biasa dipakai oleh tukang sampah di Blok A. Mungkin
karena penyimpanan di Blok A ditolak warga karena baunya, oleh tukang sampah
dipindah di dekat TPSS. Adanya gerobak ini mengakibatkan bau menyengat yang
semakin mendekati jalan raya ditambah pemandangan yang semakin bagussss. Banyak
orang yang lewat akhirnya buang sampah di gerobak itu. Berikut adalah
foto-fotonya.
Tukang Sampah RW 10 Masih Bandel Juga
Sabtu, 16 Mei 2014 pukul 16.00 kami masih menemukan tukang
sampah dari RW 10 (Edi) yang buang sampah di TPSS PSP. Meski yang bersangkutan sudah mendapat
surat dari RW 03 yang menyatakan bahwa mulai 1 Mei 2014 tidak boleh buang
sampah di TPSS, namun tetap saja dengan sembunyi-sembunyi dia buang sampah di
TPSS. Berikut foto-fotonya.
Rabu, 14 Mei 2014
Terima Kasih Kepada Petugas Kemanan RW 03
Terima kasih kepada petugas kemanan RW 03 dibawah arahan Bp Glenn yang telah berusaha melaksanakan tugas pengamanan terhadap TPSS. Kami sadarbahwa tugas kemanan sangat berat dan berisiko melawan pembuang sampah liar yang kelakuannya kelewat batas. Kami hanya dapat memberi support moril semoga diberikan kesehatan. kesabaran dan kekuatan dalam menegakkan aturan di TPSS. Tetap semangat dalam menjalankan tugas meski kadang banyak warga yang kurang peduli. Salam
Sabtu, 10 Mei 2014
Investigasi TPSS Minggu, 11 Mei 2014
Sambil membersihkan halaman depan
rumah sekitar pukul 7 sd 9, saya
menemukan beberapa kejadian berikut:
1. Sdr
Lukman, warga RW 01 membuang sampah di TPSS. Menurut pengakuan dan bukti yang
ada, ybs telah membayar Rp 50.000 kepada petugas keamanan untuk buang sampah ke
TPSS periode 16 April – 16 Mei 2014. Kondisi ini sangat-sangat disayangkan
karena membuka celah bagi warga di luar PSP untuk buang sampah dengan alasan
sudah membayar kepada petugas keamanan. Seharusnya kebijakan ini tidak pandang
bulu. Siapapun warga di luar PSP dilarang buang sampah di TPSS.
2. Ada
keponakan warga yang tinggal di Member juga buang sampah di TPSS. Dia beralasan
buang sampah di TPSS karena keponakan warga yang tinggal di PSP. Ini juga
sangat parah.
3. Ada
warga di RT 09 (Blok D) juga mengeluh karena selama ini tempat sampah di depan
rumahnya selalu penuh dengan sampah liar dari warga di luar PSP. Info ini sudah
sering dibicarakan di forum arisan, namun juga belum terselesaikan. Ini bukti
otentik bahwa kedaulatan warga RW 03 sudah sangat dilecehkan oleh warga lain di
luar PSP dengan mengirim sampah seenaknya.
4. Ada
2 tamu datang ke rumah saya. Dia bilang kok bau bangkai yaa. Saya bilang
didepan rumah kan ada TPSS. Dia kaget dan bingung kok di dalam kompleks ada
TPSS. Trus dia nanya apakah ada warga yang protes dengan bau yang menyengat
seperti ini. Saya jawab warga di PSP baik-baik dan nggak mau protes kecuali
rumah ini saja. Dia tambah herannnnn. Kalau di kompleks dia, dengan kondisi
seperti ini banyak warga akan protes keras dengan TPSS. Gubrakkkk....
Dari hasil investigasi di atas,
kami rekomendasikan hal berikut:
a. Penegakan
aturan agar tegas, yaitu warga di luar PSP dilarang buang sampah di TPSS. Tidak
ada dispensasi dengan cara bayar atau cara yang lain.
b. Segera
dibentuk SOP yang baku untuk pengamanan di TPSS, sehingga sampah liar dapat
dieliminasi.
c. Kondisi
warga RW 03 yang cuek dengan lingkungan akhirnya harus terus didera dengan
penderitaan karena semakin diinjak-injak kedaulatannya oleh warga lain yang
tidak punya hak sama sekali. Harus ada perlawanan dan solusi yang konstruktif
untuk mengatasi masalah ini.
d. Pengurus
RW 03 dan RT di lingkungan RW 03 bersatu padu untuk mencari solusi yang tepat
mengatasi problem sampah yang berlarut-larut dan tidak ada ujungnya.
Langganan:
Postingan (Atom)