Jumat, 25 Januari 2013

Profil Bank Sampah Warga Peduli Lingkungan Pancoran Mas

Apabila kita berjalan-jalan ke arah jalan raya sawangan, kurang lebih di belakang Kantor Polsek Pancoran Mas dan tak jauh dari gerbang perumahan poin mas akan dijumpai sebuah bangunan terbuat dari bambu yang sederhana bercat hijau. Bangunan ini tak lain adalah Bank Sampah Warga peduli lingkungan pancoran mas depok yang telah memiliki prestasi yaitu juara pertama inovasi barang tidak terpakai dalam rangka depok kota sehat, juara pertama lomba pemberdayaan dan wirausaha yang diadakan oleh rumah zakat Indonesia cabang Depok.
Wulan Wibiyanti, pemrakarsa bank sampah warga peduli lingkungan (WPL) dijumpai kemarin (18/1) di rumahnya mengatakan awal berdirinya bank sampah WPL diawali pada tahun 2009. Pada tahun tersebut terdapat pelatihan kerajinan tangan dengan memanfaatkan limbah rumah tangga menjadi barang bermanfaat. Pelatihan tersebut diikuti ibu-ibu rumah tangga lingkungan RT 01 Kelurahan Pitara. Setelah berhasil menghasilkan produk berupa tas, dompet dengan motif menarik muncul permasalahan baru di bahan baku yang kurang. Untuk memudahkan bahan baku akhirnya pada tahun 2011 dibuatlah bank sampah tersebut.

Seperti bank umumnya, di bank sampah ini setiap nasabah atau orang yang menabung sampah akan mendapatkan buku tabungan. Di dalamnya berisi catatan jumlah tabungan dari pihak nasabah. Untuk tabungan sendiri baru dapat dapat diambil dengan ketentuan setelah menabung selama 3 bulan. Dengan pertimbangan agar hasil yang diperoleh memiliki nilai lebih banyak sehingga mampu dirasakan oleh nasabah. Kebiasaan nasabah akan mengambil hasil tabungan pada kondisi tertentu. Misalnya pada saat anak-anak sekolah ganti semester baru, ungkap Wulan.
Bank sampah WPL menerima semua jenis tabungan sampah. Asalkan memiliki nilai jual misalnya kertas koran, kardus, kertas buku (putih), kertas buram, kertas campur, kerdus, plastik mineral, plastik ember, besi, kuningan dan alumunium. Dengan harga beli beragam disesuaikan dengan sampahnya. Misalnya kertas koran Rp 800/kg, Kardus Rp 800/kg, plastik ember berwarna Rp. 1000/kg, kaleng Rp 800/kg, tembaga Rp 40.000/kg, kuningan Rp 18.000/kg, aluminium kw I Rp 9000/kg, aluminium kw II : 7500/kg.
Kemudahan juga diperoleh nasabah bank sampah, jika jumlah sampah banyak maka pihak bank sampah akan datang mengambilnya. Untuk saat ini nasabah tidak hanya dari lingkungan RT 01 saja, ada beberapa masyarakat dari luar kelurahan yaitu Kelurahan Rangkapan Jaya Baru, dan Kelurahan Mampang.
Sedangkan sampah tabungan nasabah tidak seluruhnya dimanfaatkan sendiri oleh pengurus bank sampah. Untuk plastik pembungkus permen, kopi, minuman cereal, detergent, minyak goreng dimanfaatkan menjadi kerajinan tangan yang cantik dan menarik. Diantaranya tas, dompet, jepitan, bando yang bernilai ekonomi. Sedangkan sampah yang belum mampu diolah mereka melakukan kerjasama dengan tukang rongsokan. Dengan maksud walaupun sampah-sampah dikelola masyarakat namun tidak mematikan mata pencaharian mereka, malah menguntungkan karena untuk sampah-sampah telah dipilah.
Kendala yang dihadapi bank sampah warga peduli lingkungan adalah pendapatan bank sampah yang masih relatif kecil. Ditambah dengan biaya sewa tempat bank sampah 150rb/bulan kadang belum mampu terpenuhi setiap bulannya. Walaupun banyak kemudahan dari pemilik lahan yang mendukung bank sampah yang memberikan banyak toleransi untuk masalah biaya sewa. Walaupun demikian Wulan bersyukur karena paling tidak niatan awal agar ibu-ibu warga sekitar mau memilah sampah tercapai.
Wulan berharap kedepannya bank sampah peduli lingkungan mampu menghasilkan produk yang bisa masuk di event-event tertentu misalnya sebagai souvenir pernikahan. Bagi anda yang berminat untuk kerjasama atau sekedar berkunjung ke bank sampah ini silahkan bisa datang langsung ke Bank Sampah Warga Peduli Lingkungan, Jl. Makam Pitara No. 96 RT 01/RW 13 pancoran Mas Depok. Contact Person : Sri Wulan W 081-1149-699.

Referensi:  http://depokbebassampah.wordpress.com/bank-sampah/profil-bank-sampah/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar